Rabu, 12 Oktober 2016

Lahan Tanpa Bakar

MENTERI SITI NURBAYA KUNJUNGI PENGELOLAAN LAHAN TANPA BAKAR (PLTB)

Lahan gambut seluas 1,75 Ha di wilayah Kalampangan, Palangka Raya ini dikelola oleh Ahmad Tamanuruddin (62) atau lebih dikenal Pak Taman. Selain cabai, bayam, juga jagung, di lahan gambut ini tumbuh beberapa tanaman keras seperti Jelutung serta buah-buahan berupa pisang, rambutan dan jeruk.

Keberhasilan Taman dalam menyuburkan lahan gambut ini menjadi bukti dan jawaban bahwa untuk menyuburkan lahan tidak perlu melakukan pembakaran lahan terlebih dahulu. Pada awalnya Pak Taman dibantu oleh peneliti dari Balai Litbang Kehutanan Banjarbaru, Marinus Harun. Kurang lebih 10 tahun lalu, berbagai bibit tanaman keras endemik lahan gambut tersebut diberikan cuma-cuma sekaligus untuk dilakukan penelitian.

Taman menjelasakan bahwa PLTB mempunyai tiga pemahaman, pertama adalah Pembukaan Lahan Tanpa Bakar yang berarti proses awal membangun atau membuka lahan bagi petani. Kedua adalah Penyiapan Lahan Tanpa Bakar yang kebiasaan petani pada saat menjelaang musim tanam yang tidak membakar lahan.

Ketiga adalah Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar yaitu pengendalian dan pengolahan lahan dengan cara bijak dan terkendali. Semua dilakukan tanpa harus melakukan pembakaran lahan dalam prosesnya. Untuk menyuburkan lahan gambut miliknya, Taman membeli tanah mineral dari daerah lain sebanyak 2 truk tiap tahunnya.

Menteri LHK, Siti Nurbaya berkunjung dan berdialog dengan Pak Taman dan petani lainnya di Kalampangan, Sabtu 8 Oktober 2016. Menteri Siti didampingi oleh Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono dan para pejabat Eselon I dari KLHK. Siti menyarankan pemerintah kota Palangka Raya sudah harus lagi melakukan konsolidasi lahan.

Konsolidasi lahan dapat dibagi dua, lahan perkotaan dan lahan pertanian. Karena dengan konsolidasi, dapat dilihat permasalahan yang ada, termasuk permasalahan sertifikat tanah transmigrasi.

Palangka Raya adalah kota yang dahulu merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi yang di dalamnya terdapat hutan dan lahan pertanian. Konsolidasi menjadi dasar untuk berbagai masalah yang perlu didukung oleh Pemerintah Propinsi kalimantan Tengah.

Menteri Siti juga memberikan bantuan berupa 3 (tiga) unit pompa air yang dapat digunakan untuk mengendalikan kebakaran lahan dan hutan. Siti meminta kepada Unit Pelaksana Teknis KLHK agar mendukung Masyarakat Peduli Api di Palangka Raya.

“Saya mau berterima kasih kepada seluruh masyarakat Kalimantan Tengah, Gubernur dan petugas dilapangan, karena sepanjang tahun ini sampai dengan sekarang kita bisa mengatasai asap.”, ucap Siti. Ini merupakan buah dari kerja keras seluruh jajaran Pemda, UPT, Manggala Agni, TNI, Polri yang didukung oleh masyarakat.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar