Rabu, 03 Mei 2017

Simpang Susun Semanggi

Simpang Susun Semanggi sudah tersambung sepenuhnya setelah dilakukan pemasangan box girder terakhir untuk jalan layang sepanjang 1.622 meter tersebut, sekitar pukul 24.00 WIB.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun turut hadir dalam acara tersebut. Keduanya datang bersamaan pada pukul 23.00 WIB ke lokasi proyek yang digarap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tersebut.

"Saya dan Menteri Perhubungan datang ke sini untuk mengapresiasi PT Wijaya Karya, yang telah membuktikan bahwa kalau kita kerja lebih serius, itu bisa bekerja lebih cepat dengan kualitas yang mungkin lebih baik. Kami datang untuk itu, untuk menaikkan segmen yang terakhir 3,6 meter," tutur Basuki di Semanggi, Jakarta, Selasa malam (25/4/2017).

Proyek ini memang ternyata selesai 1 bulan lebih cepat dari target. Diperkirakan jalan layang Simpang Semanggi rampung pada Juli 2017 sehingga bisa beroperasi pada 17 Agustus 2017 atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.

"Masih banyak pernak-pernik yang harus diselesaikan, penerangannya belum, semua akan diselesaikan. Tapi semua strukturnya sudah selesai malam ini," tambah Basuki.

Contoh pernak-pernik itu antara lain lampu jalan, pembatas jalan, pelapisan aspal. Sementara itu, Budi Karya lebih mengapresiasi Simpang Susun Semanggi yang berbentuk melingkar.

Menurutnya, simpang susun ini justru menambah keindahan Semanggi jika dilihat dari atas.

"Saya sebagai arsitek sangat terkesan cara pengerjaannya. Karena dia sama sekali tidak mengganggu keindahan Semanggi sendiri," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, Simpang Susun Semanggi akan mengurai kemacetan di titik yang mempertemukan Jalan Sudirman, Thamrin, dan Gatot Subroto.

"Ya, kemacetan pasti akan berkurang. Memang banyak variabel yang jadi pengukurnya, tapi paling tidak 30 persen akan mengurangi kemacetan," imbuhnya.

Setelah memberikan pernyataan kepada media, keduanya menyempatkan diri naik ke simpang susun untuk melihat lebih dekat proses pemasangan box girder terakhir.

Sekitar 10 menit Menteri PUPR dan Menhub melihat proses tersebut. Setelah puas dan hendak turun kembali, keduanya mengajak seluruh hadirin untuk melakukan doa bersama agar proyek tersebut bisa rampung sesuai jadwal.

Proyek ini nilainya mencapai Rp 345,067 miliar. Jalan layang itu akan terdiri atas ramp 1 sepanjang 796 meter dan ramp 2 sepanjang 826 meter. Jalan layang Simpang Susun Semanggi juga memiliki bentang terpanjang 80 meter yang melintas di atas Jalan Tol Dalam Kota dan menjadi jalan layang melengkung terpanjang pertama di Indonesia.

https://news.detik.com/berita/3483815/simpang-susun-semanggi-tersambung-100-ini-penampakannya

Simpang Susun Semanggi sudah tersambung sepenuhnya. Jalan layang sepanjang 1.622 meter tersebut akan diresmikan di Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus mendatang.

"Iya memang (sudah tersambung penuh), itu nanti direncanakan akan diresmikan 17 Agustus," kata Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017).

Selain itu, Djarot menyebut proyek flyover Ciledug-Tendean akan diresmikan bersamaan dengan launching TransJakarta koridor 13 pada saat hari ulang tahun Jakarta 22 Juni mendatang.

"Kemudian untuk hari ulang tahun Jakarta mau diresmiin yang flyover Ciledug-Tendean sekaligus melaunching TransJakarta koridor 13 jadi satu," tambah Djarot.

Sebelumnya, dini hari tadi pemasangan box girder terakhir untuk jalan laya Simpang Susun Semanggi telah dilakukan. Dengan begitu, jalan layang yang membentuk lingkaran itu telah tersambung 100%.

Kendati begitu, masih ada beberapa pekerjaan finishing yang harus dilakukan sebelum jalan layang simpang susun semanggi itu benar-benar rampung seutuhnya.

"Masih banyak pernak-pernik yang belum. Tapi akan diselesaikan semua. Alhamdulillah strukturnya sudah selesai malam ini," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Basuki Hadimuljono, Rabu (26/4).

Meski sudah tersambung 100%, jalan layang Simpang Susun Semanggi belum dibalut aspal. Pernak-pernik jalan lain seperti lampu penerangan dan pembatas sisi jalan juga belum terpasang.

"Seperti bangun rumah, ini strukturnya sudah tinggal kusennya dan lain-lainnya. Pengerjaannya dari April 2016, mudah-mudahnya Juli ini selesai agar 17 Agustus bisa kita operasikan," ujar Basuki.

https://news.detik.com/berita/d-3484702/djarot-simpang-susun-semanggi-diresmikan-17-agustus

Simpang Susun Semanggi sudah tersambung sepenuhnya setelah dilakukan pemasangan box girder terakhir untuk jalan layang sepanjang 1.622 meter tersebut. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku senang dengan kinerja kontraktor Wijaya Karya.

"Kita bangga dengan Wijaya Karya, kerja cepat. Ini satu pola yang sangat baik. Ketika dikerjakan swasta, baru dinilai itu jauh lebih murah dan cepat," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017).

Ahok mengaku bangga karena Wijaya Karya bisa menyelesaikan pemasangan box girder lebih cepat dari yang ditargetkan. Awalnya, penyelesaian Simpang Susun Semanggi ditargetkan selesai bulan Juli.

"Harusnya Juli ini sudah bisa selesai. Melebihi target ini. Dulu kan Agustus, dia bisa maju sebulan katanya," ujarnya.

Menurut Ahok, Simpang Susun Semanggi nantinya bisa mengurangi kemacetan sebesar 30 persen. Namun dia sangsi dengan target tersebut karena tingginya angka pertumbuhan kendaraan di Jakarta.

"Teori 30 persen (mengurangi kemacetan). Tapi kan mobil tambah terus," tutur Ahok.

Proyek Simpang Susun Semanggi memang ternyata selesai 1 bulan lebih cepat daripada target. Diperkirakan jalan layang Simpang Semanggi rampung pada Juli 2017 sehingga bisa beroperasi pada 17 Agustus 2017 atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.

"Masih banyak pernak-pernik yang harus diselesaikan, penerangannya belum, semua akan diselesaikan. Tapi semua strukturnya sudah selesai malam ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di lokasi, dini hari tadi.

https://news.detik.com/berita/d-3484646/ahok-senang-pengerjaan-simpang-susun-semanggi-lampaui-target

Simpang Susun Semanggi yang rencananya akan jadi infrastruktur pengentas kemacetan di kawasan itu ternyata menyimpan keunikan dan cerita di baliknya.

Deputi General Manager Superintendent Proyek Simpang Susun Semanggi dari Wijaya Karya Dani Widiatmoko menuturkan, Simpang Susun Semanggi memiliki salah satu teknologi jembatan tercanggih saat ini.

Dua flyover yang melingkar ini tersusun dari 333 segmental box girder yang telah dicetak (precast) untuk kemudian disusun. Tantangannya, jika cetakan tidak sama persis atau berbeda beberapa sentimeter saja, antara boks yang satu dan yang lain tidak akan bertemu sempurna.

Jarak antarkolom terjauh, sekitar 80 meter, menuntut kepresisian dalam pemasangan. Sebab, jika tidak, flyover ini bisa ambruk sewaktu-waktu.

"Pengerjaannya enggak expose, sering kali ada beton yang kelihatan, itu namanya cold joint karena sambungan antara cor beton yang lama sama baru enggak ketemu. Kemudian di kolomnya Anda lihat benar-benar expose presisi, silakan benchmark (bandingkan) ke tempat yang lain," kata Dani di lokasi, Selasa (21/2/2017).


Bentang pertama Simpang Susun Semanggi dari arah Grogol ke Blok M di atas Jalan Jenderal Sudirman sudah tersambung.(Nibras Nada Nailufar)
Kecanggihan teknologi ini sebenarnya bukan yang pertama. Jembatan Semanggi, bersama Gelora Bung Karno, awalnya merupakan proyek prestise Bung Karno saat menyambut tamu Asian Games tahun 1962.
Jembatan tersebut mulai dibangun pada 1961. Ketika Presiden Soekarno telah mantap dengan idenya untuk membangun sebuah stadion olahraga megah di kawasan Senayan, Ir Sutami mengusulkan membangun jembatan guna mengatasi kemungkinan munculnya persoalan kemacetan lalu lintas.

Sutami, yang kala itu menjabat Menteri Pekerjaan Umum (PU), memunculkan ide itu dalam rapat kabinet. Dia mengaku khawatir kemacetan lalu lintas bakal timbul jika ada acara besar di Senayan.

"Jembatan Semanggi yang lama pada masanya menggunakan teknologi beton yang paling update, menggunakan precast. Kemudian pada zaman Pak Harto, Simpang Semanggi ini dikembangkan, ada tol dalam kota. Nah, terus pada zaman Pak Jokowi dan Pak Ahok ini disempurnakan," ujar Dani.

Berbeda dari jembatan pada umumnya di Ibu Kota dan Indonesia, Simpang Susun Semanggi memiliki dimensi XYZ, atau tiga dimensi, yakni memiliki ramp on dari bawah kemudian membentang dengan melingkar, dan ramp off atau turunan.


Pekerja merampungkan pembangunan proyek jalan layang Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Selasa (1/11/2016). Pembangunan jalan layang tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengurai kemacetan di kawasan ini. Proyek tersebut dijadwalkan selesai pada Agustus 2017.(KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)
Adapun jembatan ini didesain oleh Jodi Firmasyah, ahli jembatan dari ITB yang pernah merancang Jembatan Barelang yang kini jadi ikon Pulau Batam.
Simpang Susun Semanggi yang rencananya akan jadi ikon Jakarta kedua setelah Monas tak hanya menyimpan kecanggihan, tetapi estetika dengan makna personal bagi Jakarta.

Salah satu estetika yang akan dinikmati warga nantinya adalah pencahayaan lampu warna-warni di sepanjang bentangnya.

Ketika diinisiasi pada 1961, Semanggi dipilih sebagai nama jembatan tersebut. Semanggi sesungguhnya nama lokal (Jawa) tumbuhan Marsileaceae yang bisa dijadikan lalapan. Tanaman merambat itu hidup di semak, berdaun majemuk, dan biasa ditemukan di dekat perairan.

"Jembatan ini kita anggap seperti daun semanggi, mengapung di atas air, sehingga nanti lampunya itu bisa disetel warnanya, kemudian dengan software khusus kita berikan efek seperti gelombang air," kata Dani.

Dani mengatakan, pakar pencahayaan dari Australia tengah mengkaji desain pencahayaan Simpang Susun Semanggi. Lampu ini nantinya bisa dikendalikan dari Balai Kota, tepatnya markas Jakarta Smart City.


Mock-up lampu hias yang menerangi flyover Simpang Susun Semanggi.(Nibras Nada Nailufar)
Adapun pagar flyover atau parapet memiliki motif daun semanggi di sisi luarnya, sedangkan sisi dalam akan bermotif gigi balang seperti rumah adat Betawi.
"Parapetnya kita gunakan kearifan lokal," ujar Dani.

Pengerjaan pembangunan Simpang Susun Semanggi dilakukan PT Wijaya Karya Tbk. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan proyek itu mencapai Rp 360 miliar. Dana tersebut berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.

Jembatan layang Semanggi ini akan terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, dan satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.

Wajah terbaru Semanggi ini rencananya akan diresmikan pada 17 Agustus 2017 bertepatan dengan hari ulang tahun ke-72 Indonesia.

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/22/10065561/kehebatan.dan.cerita.di.balik.simpang.susun.semanggi

 Proyek jalan layang melingkar atau yang disebut Simpang Susun Semanggi berhasil tersambung sepenuhnya, Selasa (25/4) malam, sehingga sekarang tinggal pekerjaan akhir mengoneksikan dengan Jalan Gatot Soebroto di bawahnya.

Penyambungan terakhir dilakukan di titik sebelah barat tepat di atas jalan Gatot Soebroto, menandai puncak pekerjaan yang dimulai sejak 8 April 2016 tersebut.

Proyek ini digarap oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan ditargetkan bisa digunakan pada Agustus 2017. Melihat perkembangan sekarang, penyelesaian proyek ini tampaknya bisa jauh lebih cepat dari jadwal karena tugas tersulit membuat jalan elevated satu lingkaran penuh itu sudah terlewati.

Simpang Susun Semanggi, yang permulaan proyeknya diresmikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, dimaksudkan untuk mengurai salah satu simpul kemacetan paling parah di Jakarta dengan cara memberi akses langsung menuju kawasan Sudirman-Thamrin lewat fly-over melengkung di atas jembatan Semanggi.

Dengan simpang susun ini, lalu lintas dari arah Grogol yang hendak menuju Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M bisa melingkar tanpa melewati jembatan dan kolong Semanggi, sementara arus dari Cawang yang hendak menuju Jalan MH Thamrin juga demikian.

Jalan layang itu terdiri dari dua ramp, yaitu ramp 1 sepanjang 796 meter untuk menghubungkan lalu lintas dari arah Grogol ke Blok M tanpa melewati kolong Semanggi, dan ramp 2 sepanjang 826 meter dari arah Cawang langsung ke kawasan MH Thamrin.

Persimpangan Semanggi nanti akan menjadi sangat unik karena terdiri dari empat susun jalan, yaitu jalur MRT bawah tanah yang sedang dibangun, kolong jembatan yang menghubungkan Thamrin dan Blok M, Jl. Gatot Subroto dan tol dalam kota di atasnya, ditambah ramp 1 dan ramp 2 yang saat ini sudah tersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar